Pada hari Sabtu, 1 September 2018, telah diselenggarakan seminar nasional di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta oleh Jogja Literary Translation Club bertajuk The Second Seminar on Translation 2018: Research, Practice and Pedagogy. Ada 23 presenter dari berbagai penjuru Indonesia, baik praktisi maupun akademisi yng menggeluti bidang penerjemahan, yang memaparkan hasil penelitiannya pada seminar ini. Salah satu staff FITK, Zakia El Muarrifa diberi kesempatan untuk menjadi salah satu presenter mewakili FITK IAIN Surakarta.

Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma dan dilanjutkan dengan Plenary 1 yang disampaikan oleh Haru Deliana Dewi, Ph.D. dari Universitas Indonesia dengan judul Translation Studies Research. Beliau menyampaikan beragam arah dan area penelitian juga kesempatan kerja bagi para penerjemah di era digital ini.

Setelah itu sesi parallel dimulai. Staff FITK bagian pelayanan akademik tersebut menjadi pembicara ketiga pada parallel pertama. Pada kesempatan tersebut, dia memaparkan penelitiannya tentang penerjemahan keterangan pada koleksi-koleksi museum yang ada di Yogyakarta dengan judul Translation Error in Yogyakarta Museums. Selain Zakia, pembicara lain menyampaikan beragam penilitian yang sangat menarik, mulai dari ancaman mesin penerjemahan bagi human translators, lika-liku penerjemahan karya sastra, kitab suci, manfaat penerjemahan dalam kegiatan belajar mengajar bagi kelas ELT (English Language Teaching), hingga analisis wacana pada terjemahan berita di media daring.

Di sela-sela parallel sessions, ada sesi Plenary 2 yang disampaikan oleh John H. McGlynn, salah satu pendiri Lontar Foundation, publisher karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam presentasinya yang berjudul Trends in Indonesian Literary Translation from Past to Present, beliau menyampaikan sejarah perkembangan sastra Indonesia dari zaman pra hingga pasca kolonial dan betapa pentingnya penerjemahan konten-konten Indonesia ini ke dalam bahasa Inggris karena posisi bahasa Inggris yang begitu kuat dalam dunia internasional.

Acara ditutup oleh ketua panitia setelah semua presenter memaparkan hasil penelitiannya. Seminar juga klub yang menyelenggarakannya berharap agar acara ini dapat menjembatani para praktisi, peniliti dan akademisi untuk bertemu dan terus aktif dan kritis dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam dunia penerjemahan.