Sukoharjo (01/12/2020). Dengan keluarnya izin prakarsa dari Kementerian Sekretaris Negara tanggal 11 November 2020 tentang Persetujuan Permohonan Izin Prakarsa atas 6 (Enam) Rancangan Peraturan Presiden tentang UIN, termasuk di antaranya adalah IAIN Surakarta, maka perlu dipersiapkan hal-hal akademik dan non-akademik untuk mewujudkannya. Untuk itu, salah satu persiapan yang dilakukan Fakultas Adab dan Bahasa terkait peningkatan kompetensi Tendik adalah memberikan kesempatan untuk belajar administrasi BLU, yang kelak ketika menjadi UIN akan berubah juga menjadi PTNBLU.
Pada tanggal 30 November 2020, Fakultas Adab dan Bahasa memberangkatkan Tendik untuk mempelajari administrasi BLU ke Fakultas Sastra Universitas Malang, yang didampingi oleh Dekan FAB, Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. Dalam acara sambutan pembukaan di Ruang Pertemuan, Dekan Fakultas Sastra UM, Prof. Utami Widiati, M.A., Ph.D. menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik acara ini sebagai bentuk silaturahmi. Setelah diperkenalkan satu persatu yang hadir di ruangan tersebut, dikatakanya bahwa Fakultas Sastra UM memiliki 20 Prodi, di mana 15 Prodinya sudah terakreditasi A. pihaknya saat ini sedang memperiapkan diri untuk berubah menjadi PTNBH pada 2021.
Sementara itu, Wakil Dekan II FS UM, Dr. Moch. Syahri, S.Sos., M.Si. yang membidangi BLU FS UM menyampaikan bahwa untuk menjadi BLU yang perlu diperkuat secara serius adalah bagaimana menumbuhkan budaya sivitas akademika dari tradis Satker ke tradisi BLU. “Ini yang perlu diperkuat, karena biasanya mereka menerima pendapatan tanpa potongan, tiba-tiba kemudian ada institutional fee, ini yang perlu disosialisasikan ke seluruh dosen”. Selanjutnya dikatakan bahwa FS UM memiliki beberapa unit usaha yang bisa menopang pendapatan BLU, seperti di antaranya adalah penyelenggaraan Tes Toefl/IELTS, program penerjemahan, serta properti fakultas yang menunjang kegiatan-kegiatan untuk publik. Yang lebih penting lagi, untuk efisiensi layanan administrasi BLU, FS UM Sastra memiliki aplikasi terintegrasi buatan internal sivitas akademika UM, sehingga tidak ada kekhawatiran data hilang dan dicuri. Baik dosen, mahasiswa atapun tendik bekerja dalam aplikasi terintegrasi buatan sendiri ini.
Dari pembelajaran silaturahmi di atas, setidaknya dapat dipahami bahwa dalam BLU, semua unit diharapan memiliki unit usaha yang dapat dikembangkan sesuai karakternya. Relasi antara dosen, mahasiswa dan tendik difasilitasi secara terpusat oleh sistem aplikasi penyelenggaraan BLU milik kampus yang dikelola oleh unit teknologi informasi. Semoga pembelajaran ini membuat Tendik FAB mendapat literasi memadai terkait teknis administrasi BLU. (MSI)
