Rabu (25/11) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan mengadakan acara yang bertema “Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pelaku Pelaku Budaya di Jalur Rempah 2020” di Patra Semarang Hotel & Convention, Semarang. Acara tersebut di selenggarakan selama 4 Hari dari tanggal 25-28 November 2020. Dengan dihadiri kalangan mahasiswa, komunitas, tenaga pendidik dan dinas daerah se-Jateng DIY. Tujuan Kemendikbud mengadakan acara ini adalah untuk meningkatkan kembali kejayaan Indonesia akan adanya rempah rempah sebagai kekayaan dunia sehingga dapat di akui oleh UNESCO di tahun 2024 (kata Arifin selaku perwakilan dari Kapokja untuk pembukaan acara ) Pada acara ini dibagi menjadi 3 metode pembelajaran yaitu diskusi, ceramah dan simulasi. Dalam acara ini dikelompokkan menjadi 3 bidang yaitu Bidang Sejarah, Bidang Tradisi dan Bidang Cagar Budaya. Tiga Mahasiswa SPI yang mengikuti acara yaitu Kuncoro Catur Setyo Atmojo (SPI 5B) ,Safira Tirtasari (SPI 5A), Alifia Sholihah Febrianti (SPI 5B) mereka mengikuti kelas pada bidang sejarah.

Dalam bidang sejarah terdapat tiga materi dengan 3 narasumber. Materi Penelusuran Sumber Sejarah (Yanwar Pribadi / Dosen Uin Sultan Maulana Hasanudin), Materi Pemanfaatan Sumber Sejarah (Dirga Fawaqih/ Direktorat Jendral Kebudayaan ), Materi Preservasi Arsip (Intan L/ ANRI ). Tentang materi bagaimana pemanfaatan sumber sejarah, salah satu mahasiswa SPI memberikan pertanyaan sekaligus pendapat “Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kementrian yang focus pada bidang pendidikan, apakah nanti dalam kurikulum pendidikan sejarah, pelajaran akan adanya jalur rempah akan sedikit di senggol? Demi untuk mensosialisaikan akan adanya jalur rempah kepada para siswa, sehingga jika nanti ada tugas antara orang tua dan siswa dapat berinteraksi tentang rempah rempah. Karena dengan adanya seperti ini di sisi lain sejarawan mengumpulkan sumber jalur rempah, disisi lain juga masyarakat mulai dikenalkan dengan adanya jalur rempah itu sendiri” (kata Safira 26/11).

Banyak sekali ilmu yang didapat para peserta Bimtek ini, salah satunya tentang metode pemeliharaan arsip dengan cara Enkapsulasi Arsip. Enkapsulasi merupakan cara melindungi arsip menggunakan plastik polyester film dan bahan perekat double tape. Metode ini membuat arsip tidak menyatu dengan plastic polyester film sehingga bisa dilepas kembali. Jadi enkapsulasi berbeda dengan laminating sehingga arsip tidak rusak baik karena waktu, bencana, ataupun karena hewan. Dari pelatihan ini diharapkan mahasiswa Sejarah Peradaban Islam IAIN Surakarta dapat mempraktekan ilmu yang telah mereka dapat kepada lingkungan kampus khususnya pada lingkungan mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Surakarta. (Latif K./ FAID/MSI)