Surakarta, 5 September 2022, Fakultas Adab dan Bahasa sebagai fakultas pelopor aksi damai se krasidenan Solo, hari Kembali mengundang sejumlah ormas yang ada di Krasidenan Solo. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan Deklarasi Solo Kota Damai. Kegiatan bertajuk Trilogi Ukhuwah di Era Digital menurut ketua panitia Dr. Muhammad Nanang Qosim.M.Pd.i perlu dilaksanakan karena ciri khas bangsa Indonesia yang memiliki  Keberagaman, di mana  perbedaan ras, agama, budaya, suku, etnis, dan tradisi menyatu di negeri ini. Konsep moderasi beragama menjadi topik hangat yang dianggap mampu menengahi keberagaman melalui pemikiran yang moderat sehingga terciptanya karakter bangsa yang kuat. Moderasi beragama sendiri merupakan sikap tengah yang tidak memihak dalam artian tidak liberal maupun radikal.

WhatsApp Image 2022 09 09 at 15.17.18

Adapun ormas yang hadir dalam kegiatan ini MUI Sukoharjo, PCNU Surakarta, PCNU Sukoharjo, PD Muhammadiyah Sukoharjo, Yayasan Perdamaian Lintas Agama dan Golongan (YPLAG), Pemuda Katolik, Perkumpulan Masyarakat Solo, Keraton Kasunanan Surakarta, Pusat Studi Agama dan Perdamaian (PSAP), Masyarakat Damai Sejahtera Indonesia, Fornas Bhineka Solo Raya, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sukoharjo, Solo Interfaith Peace Institute (SIPI), Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri Raden Wijaya Wonogiri, Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri Raden, Wijaya Wonogiri, Sekolah Tinggi Islam Al Mukmin Surakarta, Puro Mangkunegaran Surakarta, PD Muhammadiyah Surakarta, LDII Sukoharjo, MTA Surakarta, Majelis Tinggi Agama Khonghucu (MAKIN), Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI), Jaringan Lintas Kultural (JLK). Selain itu juga mengngundang perwalikan dari organisasi baik dari intra kampus maupun organisasi ekstra kampus.

WhatsApp Image 2022 09 09 at 15.17.24

Dekan Fakultas Adab dan Bahasa dalam sambutan nya menyampaikan bahwa sejarah kerukunan di Indonesia telah menapaki proses yang panjang, peraturan pemerintah pun sudah dibuat, dan itu mencerminkan harmoni hubungan antar masyarakat, agama dan negara.  Jadi kita sebagai warga negara yang baik, bagaimana cara kita menapaki ulang hubungan ini terutama di era digital. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa keharmonisan didunia sudah nampak namun dalam dunia maya kadang-kadang terjadi hal-hal yang tidak mencerminkan keharmonisan bermasyarakat. Beliau berharap melalui workshop ini baik dari kaum akademisi, ormas, maupun mahasiswa bisa melakukan dan mempelopori penguatan-penguatan moderasi beragama terutama di dunia maya, dan kami selaku kelompok akademisi setelah kegiatan ini harapannya akan terjadi perjanjian kerjasama dengan para peserta yang menghadiri workshop ini.

Kemudian rektor UIN Raden Mas Said Surakarta yang membuka acara menyampaikan pesan apresiasi kepada Fakultas Adab dan Bahasa yang telah menyelenggarakan acara ini,, menurut beliau kampus merupakan bagian dari kelompok elit besar yang bisa memberi dampak perubahan, sekaligus memiliki tantangan untuk melawan hoaks  atau berita bohong yang terus terproduksi, kampus wajib membuat narasi-narasi untuk menangkal itu semua.

WhatsApp Image 2022 09 09 at 15.17.32

Kegiatan ini diisi oleh dua pemateri. Pemateri pertama Prof.Dr. H. Abdurrahman Mas’ud.M.A. membahas mengenai tantangan dan arah kebijakan kerukunan di era digital, menurutnya kerukunan Tidak terjadi dengan sendirinya, kerukunan merupakan sesuatu yang diusahakan atau diperjuangkan (ada usaha untuk hidup rukun), Hidup rukun harus dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Kerukunan terjalin dalam tataran kehidupan sosial kemasyarakatan. Sedangkan masalah keyakinan merupakan hak masing-masing individu. Lebih lanjut beliau menyampaikan mengenai hambatan yang membuat kerukunan sulit untuk terjadi yaitu pertama Masih maraknya konflik yang melibatkan sentimen agama sehingga mengancam kerukunan umat beragama bahkan mengancam integritas nasional, kedua Rendahnya ethical pluralism dalam kehidupan beragama, ketiga Pengamalan agama yang sebatas formalistik dan tidak memiliki implikasi positif terhadap sistem perilaku, sehingga tidak mampu menampilkan agama sebagai sesuatu yang fungsional dan rahmatan lil alamin. Keempat Memudarnya komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan agama khususnya dalam praktik ekonomi dan kehidupan politik menjadikan bangsa ini semakin terpuruk dalam berbagai krisis. Terakhir Globalisasi informasi yang secara serius mempengaruhi cara berfikir masyarakat termasuk dalam kehidupan beragama.

Sementara itu pada sesi kedua Dr.Ngatawi Al-Zastrouw S.Ag., M.Si. membahas Trilogi Ukhuwah dari Akar Sejarah dan Budaya Nusantara menurutnya Trilogi Ukhuwah digagas oleh KH. Ahmad Sidiq yang dilatarbelakangi oleh kondisi sosial masyarakat Indonesia yang beragam. Dalam masyarakat yang seperti ini, ketentraman dan kedamaian tidak akan tercipta jika tidak tumbuh rasa persaudaraan yang kuat antar sesama warga bangsa dan sesama manusia.

Kemudian acara di tutup dengan penandatanganan nota kesepahaman antara ormas dengan fakultas Adab dan Bahasa dilanjutkan dengan perjanjian Kerjasama dengan program studi yang ada di fakultas Adab dan Bahasa.