Kebijakan Mendikbud mengenai pembelajaran daring di era pandemi Covid-19 menimbulkan problema di kalangan pendidik maupun orang tua. Pembelajaran daring yang awalnya telah dijalankan selama satu semester terakhir, menyisakan catatan-catatan yang memerlukan penyelesaian secara simultan.

Dalam menanggapi permasalahan krusial tersebut, Gugus Penjamin Mutu (GPM) Prodi Tadris Bahasa Indonesia mengadakan konsorsium daring pada Senin, 20 Juli 2020. Kegiatan yang dilakukan melalui platform zoom ini diikuti oleh dosen FAB, mahasiswa, dan tidak terkecuali alumni TBI juga turut serta dalam diskusi ini. Dengan mengusung tema “Problematika Pembelajaran Daring di Era Pandemi”, GPM TBI mengundang Endang Rahmawati, M.Pd. dan Mokh. Yahya, M.Pd. sebagai pembicara. Keduanya merupakan dosen TBI yang memiliki konsentrasi ilmu dalam bidang pendidikan, khususnya pengajaran bahasa dan sastra.

Sebelum berlanjut pada sesi diskusi, Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. selaku Kaprodi TBI memberikan sambutan sekaligus membuka acara terlebih dulu. Apresiasi penuh diberikan pada tim GPM TBI yang telah berhasil merancang dan menyelenggarakan kegiatan ini. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa TBI mampu menjadi prodi yang solid dalam mewujudkan visi misi TBI sebagai prodi unggul di PTKI. Setelah kegiatan ini, Kaprodi berharap agenda-agenda berikutnya juga dapat terlaksana dengan baik.

Pada sesi diskusi, pemateri pertama, Endang Rahmawati, M.Pd. menyampaikan materi mengenai peran dan tanggungjawab orang tua sebagai pendidik dalam pembelajaran daring. Pembelajaran yang awalnya dapat dilakukan secara tatap muka, kini harus beralih dalam bentuk media daring (dalam jaringan). Peralihan ini memerlukan adaptasi yang tidak mudah, banyak sekali kendala yang dialami orang tua dalam mendampingi anaknya belajar daring, seperti anak moody dalam belajar karena mindset anak jika di rumah adalah bermain. Dari permasalahan ini, terdapat cara yang dapat diterapkan orang tua dalam mendampingi anak belajar dari rumah, yaitu MIKIR, Membuat jadwal dan aturan bersama, Ide kegiatan, Komunikasi positif, Bangun hubungan, Ingatkan waktu dan intropeksi, Relasi dan refleksi.

Berkaitan dengan permasalahan pembelajaran, pemateri kedua, Mokh. Yahya, M.Pd. membahas “Problema dan Aksioma Pembelajaran Daring (Dosen dan Mahasiswa)”. Dalam pemaparannya, pemateri menyampaikan bahwa pembelajaran daring di tengah pandemi memiliki beberapa kelemahan, khususnya bagi instansi yang terbiasa menjalankan pembelajaran dengan tatap muka. Berdasarkan evaluasi dengan mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran daring ini mereka kesulitan membagi waktu antara menyelesaikan tugas kuliah dengan membantu pekerjaan orang tua, susahnya sinyal, minimnya kuota internet menjadi penyebab mereka tidak mengikuti perkuliahan daring. Begitupula dengan dosen, mereka juga mengalami shock culture, perlu penyesuaian yang tidak mudah.

Pemaparan kedua pemateri ternyata mengundang banyak pertanyaan partisipan dari berbagai perspektif, baik itu dosen, mahasiswa, guru, maupun orang tua. Mereka menyampaikan berbagai problem keefektifan pembelajaran daring beserta hasil yang diperoleh. Pada akhir acara, Ika Martanti Mulyawati, M.Pd. selaku moderator menyampaikan terima kasih kepada seluruh partisipan yang telah mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Semangat menyosong semester depan dengan pembelajaran daring. (Tiya Agustina/NW/MSI)