Seminar Kemahasiswaan DEMA Fakultas Adab dan Bahasa: Bekali dengan literasi, semangatkan Glokalisasi!

KabarFAB – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan Seminar Kemahasiswaan bertema “Apa itu Mahasiswa?”. Acara yang diadakan secara daring ini diikuti oleh sekitar 470 mahasiswa baru Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta. Narasumber seminar ini adalah Wakil Dekan Bidang 3 Fakultas Adab dan Bahasa, Dr. Aly Mashar, S.Pd.I., M.Hum.

Ketua DEMA Fakultas Adab dan Bahasa, M. Sofyan Arya Pradana, dalam sambutannya menekankan bahwa mahasiswa harus keluar dari pandangan sempit “kuliah-pulang, kuliah-pulang”. Menurutnya, menjadi mahasiswa harus melelahkan karena pengalaman tersebut akan sangat berharga di masa depan. Mahasiswa baru diminta memperbaiki niat mereka untuk berkuliah dan belajar banyak hal baru yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan mereka.

Dalam materinya, Dr. Aly Mashar menjelaskan bahwa mahasiswa bukan hanya siswa, tetapi ‘maha’. Maha dalam pandangannya memiliki arti yang mendalam, yaitu orang yang terpelajar dan intelektual. Sehingga sebagai mahasiswa, mereka memiliki peran internal untuk belajar sesuai dengan minatnya, dan peran eksternal untuk memikirkan apa yang terjadi di luar kampus, di masyarakat, di negara, dan di dunia. Karena itu disebut mahasiswa, memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan siswa sekolah pada umumnya.

Wakil Dekan 3 Fakultas Adab dan Bahasa tersebut juga menjelaskan bahwa metode pembelajaran di kampus mungkin akan sangat berbeda dibandingkan dengan SMA. Jika di SMA, 80% pembelajaran berasal dari guru dan 20% dari upaya siswa, maka di perguruan tinggi akan sebaliknya. Dosen hanya sebagai teman dan sahabat diskusi yang mengarahkan mahasiswa (partnership). Falsafah yang diterapkan di perguruan tinggi adalah mengkaji ilmu sebagai objek kajian, sehingga kebenaran bisa sangat variatif.

Mahasiswa juga akan menemui berbagai jenis dosen, dari yang minim ceramah hingga yang banyak ceramah, dengan model pembelajaran berbasis riset atau praktik lapangan. Kebebasan di perkuliahan sangat beragam, mulai dari karakter dosen, tugas, hingga penelitian. Mahasiswa tidak hanya cukup masuk kelas, ikut perkuliahan, dan kemudian pulang, tetapi harus aktif mengambil kesempatan, belajar di dalam dan luar kampus, serta memperbanyak jejaring di organisasi kemahasiswaan maupun lainnya. Oleh karena itu, beliau mendorong mahasiswa baru untuk mencari jejaring pengalaman yang banyak, sehingga menjadi kaya dengan pengalaman. UIN Raden Mas Said dan Fakultas Adab dan Bahasa memiliki 22 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan 4 LSO (Organisasi Mahasiswa di bawah fakultas) yang bisa diikuti. Diharapkan dari beberapa UKM dan LSO ini, mahasiswa baru bisa menemukan dan mengasah bakat yang dimiliki.

Dalam paparannya, beliau juga menyatakan bahwa peran mahasiswa terlihat dari perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia dari masa penjajahan hingga masa kini, termasuk peristiwa penting seperti pergerakan dokter pada masa penjajahan dan peristiwa Reformasi 1998. Perubahan-perubahan itu tidak serta merta terjadi, tapi diawali dari diskusi-diskusi antar mahasiswa, termasuk diskusi tentang literasi. Oleh karena itu, beliau sangat meminta mahasiswa untuk giat dalam membaca, agar selain pengalaman berorganisasi, juga memiliki wawasan yang mumpuni. Wawasan yang mumpuni bisa didapatkan dari kualitas buku yang dibaca.

Dalam penutupnya, beliau berharap mahasiswa baru bisa adaptif dengan perkembangan zaman. Selain itu, dalam semangat Glokalisasi & Lurik yang didengungkan UIN Raden Mas Said Surakarta, mahasiswa bisa mencapai titik tertinggi dalam kehidupan mereka.

Humas FAB
Humas FAB