Pengabdian 42 Tahun Pak Wi: Perjalanan Karier Menuju Purna Tugas
Drs. Wihadi Admojo, M.Hum., atau akrab disapa Pak Wi, hari ini memasuki babak baru. Setelah mengabdi menjadi ASN selama 42 tahun, beliau telah resmi mulai bulan Agustus tahun ini memasuki masa purna tugas. Acara perpisahan ini terasa begitu hangat dan diwarnai dengan ucapan terima kasih dan penghormatan dari rekan-rekan sejawat Fakultas Adab dan Bahasa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.
Wakil Dekan Bidang II, Dr. H. Zainal Arifin, S.Pd., M.Pd., mewakili Dekanat menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran beberapa pejabat karena bersamaan dengan beberapa acara. Beliau menyampaikan apresiasi dan rasa hormat atas dedikasi Pak Wi yang walaupun hanya mengabdikan diri selama 5 tahun di Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta namun telah membawa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia meraih akreditasi unggul. Menurutnya lebih dari itu, Pak Wi adalah sosok panutan dan teladan bagi dosen-dosen muda, terutama kedisiplinan waktu.
Prof. Dr. Drs. H. Giyoto, M.Hum., mantan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, sekaligus perintis Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta, yang juga merupakan kolega akrab dari Pak Wi, berbagi cerita menarik tentang bagaimana Pak Wi bergabung dengan program studi. Beliau menceritakan bahwa kehadiran Pak Wi di tengah dominasi dosen perempuan saat itu ibarat angin segar. Keputusan untuk menerima Pak Wi pun tidak perlu dipikirkan panjang. Pak Wi, yang pindah dari Palangkaraya pada tahun 2019, hadir di saat yang tepat untuk mengatasi kekurangan dosen di program studi. Karena pada saat itu anggaran untuk pengadaan dosen PNS maupun dosen kontrak masih sangat terbatas.
Sementara itu, Dekan Fakultas Adab dan Bahasa, Prof. Dr. Imam Makruf, M.Pd., juga menyampaikan rasa salut atas dedikasi Pak Wi selama 42 tahun mengabdi. Beliau menyebut Pak Wi telah tuntas mengabdi kepada negara. Dekan juga menyampaikan bahwa pintu silaturrahmi Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta selalu terbuka bagi dosen purna tugas yang ingin terus berkontribusi. Menurutnya, Pak Wi memilih untuk menikmati masa pensiun bersama keluarga tercinta.
Dalam sambutannya, Pak Wi berbagi cerita tentang perjalanan panjang kariernya. Beliau menceritakan bagaimana sulitnya mengabdi di awal karier, terutama saat bertugas di Palangkaraya.
Pak Wi menceritakan bahwa selama 42 tahun mengabdi, 36 tahun pengabdiannya dijalani di Palangkaraya. Bahkan di 10 tahun awal pengabdiannya dijalaninya sendiri, tanpa istri dan keluarga. Untuk dapat menemui keluarganya di Solo, beliau harus menyisihkan gaji selama berbulan–bulan, karena tiket pesawat masih mahal pada saat itu, apalagi gaji ASN masih kecil. Bahkan beliau sempat tidak kerasan selama awal karir, dan bahkan sempat mencari pekerjaan yang lain.
Karena merasa sudah mendekati masa pensiun maka beliau mengajukan pindah ke Solo. Namun, ternyata tidak semudah yang diduga, karena proses yang sangat panjang barulah pada tahun 2019 bisa pindah ke UIN Raden Mas Said Surakarta yang saat itu masih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Karena itulah beliau sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Drs. H. Giyoto, M. Hum., yang saat itu membantunya dalam proses perpindahannya dari Palangkaraya, pun ucapan terima kasihnya kepada seluruh civitas akademika UIN Raden Mas Said Surakarta yang telah menerimanya dengan sangat baik.
Karena itu beliau berpesan kepada Dosen – dosen muda, untuk selalu membangun rasa ikhlas, ketulusan dan rasa senang di hati karena dari itu semua akan menghasilkan prestasi baik. Beliau pun meminta maaf bila selama ini terdapat kesalahan, dan beliau selalu mendoakan semoga semua diberikan kesehatan, jalan kebaikan, sehingga bisa menyelesaikan tugas purna sebaik-baiknya sampai akhir.