Fakultas Adab dan Bahasa Gelar Diskusi Buku “Dari Dalam Kubur”

KabarFAB – Fakultas Adab dan Bahasa, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta kembali menggelar kegiatan diskusi buku yang berjudul Dari Dalam Kubur, pada hari Selasa, 22 April 2025, bertempat di Aula Yosodipuro lt. 4. Acara diskusi buku ini bekerja sama dengan Penerbit Marjin Kiri dan diikuti oleh lebih dari 200an peserta, sebagian besar merupakan mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) dan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia (TBI).

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai peserta dari luar kampus, antara lain Christopher S. Lebe (Tim Ahli KGPAA Mangkunagoro X), Yasmin N. Chaerunissa, M.Pd. (Dosen Pendidikan Sejarah UNS), Rendra Agusta (Komunitas Sraddha), serta perwakilan dari Penerbit Diomedia, Komunitas Sobomaos, Komunitas Solo Book Party, Dosen Sastra UMS, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Diskusi ini menghadirkan penulis buku Dari Dalam Kubur, Soe Tjen Marching, sebagai pembicara utama. Acara dipandu oleh Yessita Dewi selaku moderator dan turut menghadirkan dua narasumber akademisi, yaitu Elita Ulfiana, M.A., dosen Tadris Bahasa Indonesia, serta Martina Safitry, S.S., M.A., dosen Sejarah Peradaban Islam.

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Adab dan Bahasa, Prof. Dr. Imam Makruf, S.Ag., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyoroti pentingnya literasi sebagai fondasi peradaban di tengah derasnya arus informasi dan pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Menurutnya, buku tidak hanya berfungsi sebagai media bacaan, tetapi juga sebagai warisan intelektual yang memuat nilai-nilai pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran yang bersifat abadi.

Fakultas Adab dan Bahasa, lanjutnya, berkomitmen untuk terus membangun budaya literasi di kalangan civitas akademika. Diskusi seperti ini dinilainya sebagai wadah subur bagi tumbuhnya semangat menulis dan berkarya, sekaligus memperkuat tradisi akademik dalam menjadikan buku sebagai bagian dari proses berpikir kritis dan reflektif.

Beliau sangat mengapresiasi peran sentral penulis dalam membentuk peradaban. Setiap karya tulis, menurutnya, dapat dianggap sebagai amal jangka panjang yang mampu memberikan manfaat lintas generasi. Dalam konteks tradisi keilmuan Islam, hal ini sejalan dengan konsep amal jariyah—di mana pengetahuan yang ditulis dan dibagikan dapat menjadi pahala yang terus mengalir.

Kegiatan literasi seperti ini merupakan langkah positif yang patut diapresiasi. Di tengah derasnya arus informasi dan pesatnya perkembangan teknologi, literasi tetap menjadi pilar utama dalam membentuk peradaban. Kita mencintai karya dan mencintai buku karena di dalamnya terkandung nilai-nilai pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran yang tak lekang oleh waktu. Buku adalah salah satu sumber ilmu yang tidak akan pernah hilang—ia akan terus hadir bahkan ketika zaman berganti.

Beliau juga berharap melalui kegiatan ini dapat muncul semangat baru dalam berkarya dan menulis. Inilah ruang tempat inspirasi lahir, ide-ide tumbuh, dan gagasan berkembang menjadi sesuatu yang nyata. Buku tidak hanya menjadi produk intelektual, tetapi juga bagian dari budaya akademik yang perlu dijaga dan dilestarikan. Dengan membangun tradisi menulis dan membaca yang kuat, kita sedang menyiapkan warisan intelektual bagi generasi mendatang.

Humas FAB
Humas FAB