Sukoharjo (14/10) Bertempat di Aula Gedung Fakultas Adab dan Bahasa Lantai 4, BIMA (Bilik Islam Moderasi dan Adab) mengadakan seminar dengan mengangkat tema “Makna & Penguatan Nilai-Nilai Moderasi Islam di Era Digital”. Kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Bahasa, Dr. Muh. Fajar Shodiq, M.Ag, Founder Aswaja Muda sekaligus pemateri, Ahmad Muntaha, M.Pd, Kepala Pusat Studi Pancasila dan Kebangsaan IAIN Surakarta sekaligus pemateri, Dr. Rustam Ibrahim, M.S.I, Redaktur Islami.co sekaligus pemateri melalui daring, Rifqi Fairuz, M.A, dan 50 mahasiswa Fakultas Adab dan Bahasa ini  dilakukan secara tatap muka langsung (luar jaringan) di Aula Gedung Fakultas Adab dan Bahasa lantai 4 dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku dan juga daring/online melalu akun media live Zoom FAB,  Youtube BIMA, Instagram BIMA.

WhatsApp Image 2020 10 16 at 1.15.57 PM 1
WhatsApp Image 2020 10 16 at 1.15.57 PM

Dalam sambutannya, Wakil Dekan II mewakili Dekan Fakultas Adab dan Bahasa oleh Dr. Muh. Fajar Shodiq M.Ag menyatakan bahwa adanya Bilik Moderasi Islam dan Adab (BIMA) ini menjadi wadah yang menekankan pada moderasi dalam beragama. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh ketua BIMA, Mohammad Ashif Fuadi, M. Hum yang memaparkan serangkaian kegiatan BIMA ditargetkan sebuah output yaitu pembuatan konten kreatif yang bertemakan moderasi, toleransi, menyikapi perbedaan dan heterogenitas yang ada khususnya bagi mahasiswa semester 3 dan 5 yang mana penjelasannya kan disampaikan oleh Rifqi Fairuz, M. A.

Seminar pertama ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, dengan dipandu oleh moderator Nestiani Hutami, M. Hum, menghadirkan pemateri pertama yakni seorang Founder dari Aswaja Muda, Ahmad Muntoha, M.Pd. pada kesempatannya tersebut beliau menyampaikan bahwa situasi masyarakat islam di Indonesia baik di lingkungan kampus, masyarakat, pesantren, kampus dan seterusnya turut pula dijumpai perbedaan dalam beragama. Dalam menyikapi hal tersebut, kita kembali pada panutan kita yaitu para Ulama. Di sesi kedua, pemateri Dr. Rustam Ibrahim, M. Si memaparkan tentang definisi Islam moderat dan indikatornya. Beliau menyampaikan bahwa islam moderat itu tidak  kaku (fundamental) dan juga tidak lembek (Liberal). Islam moderat berada ditengah-tengah diantara dua sisi yang saling berlawanan, tidak berlebihan pun juga tidak celelekan. Islam yang indah (moderat/wasathiyah) merupakan ciri khas umat Nabi Muhammad SAW.

WhatsApp Image 2020 10 16 at 1.10.42 PM
WhatsApp Image 2020 10 16 at 1.15.58 PM

Di seminar kedua, yang mengangkat tema “Penguatan Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Era Digital” ini di moderatori oleh Sabariyanto, M.Pd dan diisi oleh pemateri tunggal yaitu Rifqi Fairuz, M. A. Dalam pemamparan materinya, beliau menjelaskan bagaimana fenomena keislaman di dunia digital dan kiat-kiat untuk turut membanjiri dunia permediaan islam dengan pengaruh moderasi beragama. Disamapikan bahwa fenomena keislaman didunia digital sangat pesat. Konten-konten keislaman banyak dicari orang hingga banyak pula yang ingin menyajikan narasi-nrasi keislaman khususnya di Indonesia tak terkecuali media mainstream lain yang pada dasarnya bukan media keislaman, hal tersebut terjadi sebab kini agama menjadi sangat penting sebagai pertimbangan utama dalam menjalankan keseharian. (Arindya Iryana Putri/NW/MSI)

.