SURAKARTA- Fakultas Adab dan Bahasa (FAB),  Program Studi (Prodi)  Tadris Bahasa Indonesia (TBI) IAIN Surakarta mengadakan pelatihan BIPA bagi dosen sebagai wujud komitmen fakultas untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan pengajaran BIPA.  Pelatihan berlangsung dua hari (24/6 s.d 25/6) ini dilaksanakan di ruang sidang Fakultas Adab dan Bahasa. Dalam kesempatan ini narasumber yang dipilih ialah Dony Setiawan, M.Pd. dari PPSDK Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud RI sebagai pembicara di hari pertama (24/6). Narasumber juga didatangkan dari kalangan akademisi Pascasarjana UNS, Prof. Dr. Hj. Andayani, M.Pd, beliau aktif sebagai akademisi yang berkecipung dalam pengajaran BIPA di perguruan tinggi berperan sebagai pembicara di hari kedua (25/6).

Acara dibuka oleh Dr. Giyoto, M. Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan Bahasa. Beliau menyampaikan apresiasi yang sangat positif terkait dengan  pelatihan ini. Dalam paparannya, beliau juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama siap mendukung BIPA, bahkan BIPA bukan milik TBI, tetapi milik Fakultas Adab dan Bahasa. Turut hadir dalam acara ini Wakil Dekan I FAB, kepala bagian Tata Usaha, dan  semua dosen Tadris Bahasa Indonesia. Selain itu, acara pembukaan juga diakhiri dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta dengan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pihak FAB IAIN diwakili oleh dekan FAB (Dr. Giyoto, M.Hum) sementara pihak PPSDK diwakili oleh Prof. Emi Emilia yang pada kesempatan ini berhalangan hadir, namun diwakilkan kepada  Dony Setiawan, M.Pd.

Materi pertama yang disampaikan oleh Dony S., M.Pd lebih mengarah ke kebijakan pemerintah terkait dengan pengajaran BIPA di luar negeri.  Selain itu, pihak PPSDK siap mendukung baik dari segi materi maupun fasilitas. PPSDK juga menyediakan produk dan layanan fasilitas program BIPA seperti: Buku-buku ajar, tes ke-BIPA-an antaranya tes evaluasi pemelajar dan tes penempatan pemelajar BIPA, dan fasilitas pengiriman dan penugasan para pengajar BIPA. Diskusi interaktif dilakukan untuk memudahkan audien dengan narasumber dalam persamaan persepsi hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menjadi pengajar BIPA.

Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd (25/6) terkait dengan SNP BIPA Kemenag. Dalam penyusunan SNP ini, Prof Anda lebih menyarankan adanya penekanan pada wawasan dan nilai-nilai keislaman yang perlu dipelajari oleh mahasiswa BIPA. Dua hal tersebut  yang nantinya akan menjadi karakteristik penyelenggaraan pengajaran BIPA di PTKI. Metode komunikatif berbasis wawasan keislaman dipilih sebagai metode yang paling tepat untuk mengajarkan BIPA. Prof Anda menyarankan setelah tahap ini pengajar (baca:dosen) akan menyusun bahan ajar BIPA sebagai pendukung proses pengajaran.

Dalam praktik pengajarannya, diharapkan pengajar (baca: dosen) menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menggunakan sarana audiovisual agar peserta BIPA dapat komunikatif dalam berbahasa Indonesia. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar orang asing adalah adanya evaluasi diri (si pengajar) dan etika yang perlu dijaga. Evaluasi diri dapat dilakukan dengan cara memberikan angket kepada peserta didik terkait dengan kritik terhadap proses pembelajaran. Sementara, etika dapat diwujudkan dengan cara pengajar datang tepat waktu, menepati ketika berjanji, menyenyapkan gawai, sampaikan maaf, tolong, terima kasih dan permisi jika diperlukan, serta memberikan pengumuman lebih awal. Dua hal tersebut dapat menjembatani pengajar dalam bergaul berdasarkan etika internasional secara umum.

Group belajar BIPA bisa dibentuk untuk memudahkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia ketika di luar kelas. Group bisa dibentuk melalui sosial media maupun bertatap muka. Hal ini dilakukan dengan maksud memaksimalkan kemampuan berbahasa Indonesia, mengingat jadwal bertemu dengan pengajar yang terbatas.  Komunikasi interaktif antara narasumber dan peserta dilakukan dalam rangka membahas permasalahan pengajaran BIPA di IAIN Surakarta.