Sukoharjo, 2 September 2021. Menyambut mahasiswa baru, Fakultas Adab dan Bahasa mengadakan kuliah umum atau studium general. Kegiatan ini bertujuan agar menambah wawasan baru bagi mahasiswa mengenai isu-isu yang berkembang saat ini. Tema yang di usung dalam kegiatan ini yaitu Moderasi tumbuh, Indonesia tangguh. Dalam sambutanya, Dekan Fakultas Adab dan Bahasa,  Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. mengatakan bahwa tema ini dipilih karena sesuai dengan visi fakultas dengan tiga core valuesnya, yang salah satunya adalah Pious-Moderate atau saleh moderat. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa moderasi bergama sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah, dan kemudian menjadi salah satu program unggulan Kementiran Agama. Dalam rangka, itu Fakultas Adab dan Bahasa membahas tentang moderasi bergama.

1

Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. berbesan agar mahasiswa fokus mengikuti studium general secara serius dari awal sampai akhir karena akan ada pembagian e-sertifikat di akhir acara.

      Acara yang di lakukan secara luring dan daring melalui kanal Zoom dan Youtube Fakultas Adab dan Bahasa ini dibuka oleh Dr. M. Usman, S.Ag.,M.Ag. selaku Wakil Rektor II UIN Raden Mas Said Surakarta. Dalam pembuakaanya beliau menyampaikan ucapan selamat kepada mahasiswa Fakultas Adab dan Bahasa karena sudah lolos seleksi dan diterima sebagai mahasiswa di fakultas ini. Selain itu, beliau berpesan agar seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, agar bisa bisa menyerap ilmu di fakultas semaksimal mungkin, sehingga ketika keluar dan lulus dari sini Anda mempunyai ilmu dan bekal untuk masa depan dan membahagiakan orang tua. Hal ini karena mahasiswa  yang pintar dan banyak pengalaman  saja tidak cukup, tanpa dibarengi dengan memperoleh Indeks Prestasi yang tinggi, agar bisa diterima dengan mudah di lembaga-lembaga formal ketika sudah sarjana.Lebih lanjut, beliau menyampaikan ada tingkatan-tingkatan  mahasiswa. Menurutnya, ada empat tingkatan mahasiswa.  Pertama, mahasiswa yang rajin di perkuliahan dan aktif mengikuti organisasi, sangat pandai mengelola waktu. Inilah tingkatan pertama sebagai mahasiswa, mereka mendapakan ilmu dan pengalaman. Tingaktan kedua, mahasiswa yang tidak perduli dengan oraganisasi tapi sagat rajin dengan perkuliahan. Tingkatan ketiga yaitu mahasiswa yang acuh dan tidak terlalu memperdulikan kuliah tapi sangat gemar dengan organisasi, sehingga IP rendah tapi banyak pengalaman. Kemudian tingkatan yang terakhir, yaitu mahasiswa yang tidak menyukai perkuliahan apalagi organisasi. Keseharian mahasiswa ini hanya nongkrong dan main. Menurunya, mahasiswa tipe ini lebih baik jangan kuliah saja. Beliau merasa memiliki tanggung jawab dan beban yang besar, agar bisa mengawal mahasiswa agar tidak menjadi tingkatan yang terakhir ini.

2

       Selanjutnya acara yang di ikuti kurang lebih 700an mahasiswa ini di lanjutkan dengan materi inti, yaitu tentang moderasi beragama. Acara inti diisi oleh Ali Formen, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Ada tiga pemabahasan, yaitu sekilas tentang moderasi, argumen-argumen moderasi, dan skills untuk moderasi. Menurutnya, moderasi beragama dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Ada juga pengertian moderasi beragama yang dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Lebih lanjut, menurutnya, apakah moderasi hanyalah kebutuhan dalam konteks agama? Tentu tidak, moderasi dalam pengertian luas diperlukan untuk setiap sistem kepercayaan, yang spiritual-religious maupun yang non-spiritual religious. Ekspresi narasi dan keyakinan yang berakar dari sumber-sumber non-agamawi juga memiliki potensi menjadi ekstrem; kepercayaan ini juga memerlukan moderasi. Apakah moderasi hanya diperuntukkan bagi Islam/Muslim? Tentu tidak, karena pemeluk agama apapun seperti sejarah telah menunjukkan dapat membawa pemeluknya pada keberagamaan ekstrem.

3

Acara yang dimoderatori oleh Mohammad Ashif Fuadi, M. Hum. berlangsung mulai dari jam 09.00 pagi sampai jam 12.09 siang. Di sesi akhir, Mohammad Ashif Fuadi, M. Hum menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat di perhatikan di lingkungan fakultas, dan ada wadah bagi mahasiswa FAB, yaitu BIMA (Bilik Moderasi Islam dan Adab) yang memiliki visi mengembangkan karakter moderasi beragama, adab dan akhlak Islam bagi mahasiswa Fakultas Adab dan Bahasa, dan salah satu tujuannya adalah menghasilkan pendidikan dan pengajaran moderasi beragama dan pengembangan adab dan akhlak Islam. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan pembagian e-sertifikat melalui link yang dibagikan panita. Salam beradab dan berbudaya!