Surakarta (15/06/2020). Kurikulum bukanlah produk sekali jadi. Kurikulum bersifat dinamis, mengikuti perkembangan yang terjadi. Tidak ada kurikulum yang paten, berlaku untuk semua tempat dan waktu. Kontektualisasi kurikulum menjadi keniscayaan, sebab kurikulum diproyeksikan untuk mempersiapkan generasi mendatang yang hidup dalam suasana berbeda. Inilah yang melatari Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta untuk menyelenggarakan Lokakarya Kurikulum pada 15 Juni 2020.WhatsApp Image 2020 06 16 at 07.19.32 e1592291651431

Lokakarya yang diikuti oleh sejumlah stakeholders fakultas ini dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. Hadir sebagai narasumber adalah para pakar di bidangnya masing-masing sesuai keilmuan prodi-prodi yang ada di fakultas. Pada kesempatan ini, Prodi Pendidikan Bahasa Ingris dan Sastra Inggris menghadirkan Prof. Dr. H. Joko Nurkamto, M.Pd., pakar pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Tadris Bahasa Indonesia mendatangkan Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., pakar pendidikan Bahasa Indonesia, Prodi Bahasa dan Sastra Arab menghadirkan Dr. Muhajir, M.SI, dan Prodi Sejarah Peradaban Islam mengundang Dr. Nurul Hak, M.Hum. Pada kesempatan ini, hadir juga Dr. Imam Makruf, M.Pd., yang selain sebagai Wakil Rektor I IAIN Surakarta, juga sebagai narasumber, agar hasil lokakarya sejalan dengan visi-misi IAIN Surakarta.WhatsApp Image 2020 06 16 at 07.18.30 2

Di antara hasil Lokakarya Kurikulum ini yang patut diapresiasi adalah munculnya Mata Kuliah baru bagi kurikulum fakultas, yaitu Mata Kuliah Wawasan Moderasi Beragama. Mata Kuliah baru ini disepakati masuk dalam kurikulum sejalan dengan visi Fakultas Adab dan Bahasa, yang salah satu core values-nya adalah berakidah kuat dan berakhlak mulia. Akidah kuat dan akhlak mulia yang kemudian dirumuskan sebagai kesalehan moderat inilah yang kemudian menjadi dasar filosofis bagi kemunculan MK Wawasan Moderasi Beragama. Dalam konteks ini, MK baru ini sejatinya merupakan bentuk respons fakultas atas kebijakan Kementerian Agama yang sedang mengagendakan moderasi beragama, sebagaimana tampak dalam Renstra-nya. Semoga MK baru ini membuat para lulusan fakultas betul-betul menjadi warga negara yang bukan hanya saleh, tapi juga beragama secara moderat.