Dalam rangka melakukan Praktek Magang 1, melakukan kunjungan ke Museum Nasional Indonesia, yang lokasinya terletak di Jakarta Pusat yang persisnya di Jalan Merdeka Barat 12. Acara kunjungan virtual ini diselenggarakan pada hari Senin, 20 September 2021. Pada acara kunjungan virtual ini acara dibuka oleh kepala Program Studi Sejarah Peradaban Islam yaitu Bapak Dr. KH. Moh. Mahbub, S.Ag., M.Ag. Pada tahap selanjutnya pemandu acara kunjungan virtual via Zoom Meeting ini adalah Prasetyo Budi dan Uyun

1 1

           Di dalam acara kunjungan virtual via zoom meeting ke Museum Nasional Indonesia mahasiswa SPI semester 5 diperlihatkan gambar-gambar yang disertai penjelasan dari pemandu mulai dari asal-usul Museum, pembagian gedung beserta isi-isinya, jumlah lantai setiap gedung beserta isi dari setiap lantai yang ada didalam gedung tersebut.

           Di Museum tersebut terdapat 2 gedung, terdapat gedung A dan gedung B. Pada gedung A disana berisi arkeologi (peninggalan Hindu dan Budha), sedangkan gedung B berisi berdasaarkan tema. Ketika awal masuk dari Museum ini kita akan diperlihatkan sebuah mahakarya yang dibuat oleh Inyong Danuwarta seorang yang berasal dari Bali, yang karya tersebut berbentuk patung yang menyimbolkan gotong-royong.

8 4

           Kemudian dihalaman depan Museum itu juga nampak patung gajah yangmana patung gajah tersebut adalah hibah dari Raja Thailand kepada Pemerintah Hindia-Belanda, bahkan karena patung gajah tersebutlah menyebabkan masyarakat yang ada disekitar Museum menyebut Museum tersebut dengan nama ‘Museum Gajah’.

           Di dalam gedung A disana kita dapat melihat berbagai arca-arca dan patung-patung, setidaknya ada arca Bairawa Putra yang memiliki tinggi 4,41 meter dan berat sekitar 4 ton yangmana arca tersebut awal mulanya ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat. Arca tersebut ketika pertama kali ditemukan dalam kondisi terpisah dan dulu bagian kaki digunakan waarga untuk mengasah pisau dan golok. Patung tersebut menggambarkan Raja Aditya Warman yang menganut agama Tantrayana yangmana agama ini terkenal cukup ekstrim didalam ajarannya ketika  ingin menuju Nirwana atau Syurga dengan cara meminum darah, dan mabuk-mabukan.

           Kemudian di gedung A kita juga akan melihat arca Trimurti, arca Dewa Brahma, arca Dewa Shiwa, arca Duarapala sebuah arca yang selalu ada didepan pintu candi berwajah seram namun baik karena berguna menjaga dan melindungi, kemudian terdaapat pula arca Ganesha yang memiliki hidung gajah yang berfungsi sebagai simbol ilmu pengetahuan. Kemudian disisi lain terdapat patung lingga dan yoni yang saling terikat bersama, dimana yoni itu menyimbolkan wanita sedangkan lingga itu menyimbolkan laki-laki. Kemudia disana juga terdapat patung sapi yangmana sapi adalah kendaraannya dewa shiwa, sehingga sangat sakral didalam agama Hindu.

           Kemudian di gedung B disana setiap lantai berisi berdasarkan tema. Pada lantai satu disana dijelaskan tentang manusia Indonesia dan lingkungannya sejak masa pra-sejarah/ pra-aksara, adapun fosil-fosil tentang situs pada bagian ini banyak yang ditemukan dan berasal dari Sangiran. Di Museum Nasional Indonesia gedung B lantai 1 ini juga terdapat diorama atau penggambaran kehidupan manusia purba, mulai dari bagaimana mereka membuat alat dari batu, mencari sudut tajam batu untuk digunakan berburu. Kemudian ada miniatur goa sokeplek, jawa timur yangmana didalam  goa-goa seringkali ditemukan peninggalan kuno berupa sampah-sampah dapur berupa makanan-makanan seperti bekas kulit kerang, dst. Kemudian disana juga terdapat koleksi yang berasal dari Gini Manuk, Bali yangmana berisi cara penguburan manusia kuno yang bermacam-macam.

75

           Di lantai dua terdapat banyak hal yang beragam seperti prasati Mulawarman 1, kemudian tugu peresmian-peresmian kuno, replika batu nisan sultanah Nahrisyah peninggalan samudra pasai yangmana makam beliau terkenal paling indah se-Asia Tenggara karena memiliki banyak kaligrafi yangmana nisan aslinya berada di Loksumawe, Aceh. Kemudian disini juga terdapat kompas kapal, disini juga ditampakkan gambar masjid kuno yang berbentuk seperti pura yang menunjukkan terdapat akulturasi antara islam dan Hindu. Kemudian disana juga terdapat relief gambaran peralatan perang padri. Di gambarkan pula disana timbangan banjar yang berasal dari kesultanan Banjarmasin yangmana pada zaman dahulu timbangan itu digunakan untuk menimbang pajak upeti kepada raja.

3 1 2 1

            Di lantai tiga terdapat gambaran dan penjelasan tentang organisasi sosial dan juga penyimbulan setatus sosial masyarakat. Penggambaran yang ada disana seperti orang yang kaya akan menyembelih kerbau, kemudian memakai kalung nias itu melambangkan status sosial sebagai seorang panglima perang (yangmana meninggal paling memalukan itu adalah terjadi ketika kepala dapat dipenggal dan disertai dipotongnya tangan kanan), kemudian terdapat sebuah penggambaran mengenai ritual kuno ketika melakukan ritual memanggil hujan, kemudian terdapat penjelasan status sosial seperti yang ada di Hindu yaitu ksatria, brahmana, dan arya. Begitupun kalau di islam seperti kyai sebagai tokoh agama yang berada ditengah-tengah masyarakat. Dan disana juga terdapat piring yang bertulisakan sebuah kaligrafi Islam yangmana hal tersebut menandakan terdapat akulturasi antara China dan Islam.

           Di lantai empat terdapat dua ruangan yang mana dilantai empat ini banyak berisi emas dan perak. Adapun pembagian ruangan ini adalah salah satu ruangan berisi pemenuan barang-barang yang berasal dari Jawa Tengah, dan yang satunya lagi berisi barang-barang yang berasal dari Jawa Timur. Disana kita dapat melihat terdapat barang-barang yang berbahan dasar seperti emas, perak, zamruj, dst. Contoh-contoh benda yang dapat ditemukan disini adalah mangkuk ramayana yang berbahan emas yang digunakan sebagai mangkuk suci, begitupun juga ditemukan berbagai barang antik lainnya yang berasal dari Mojokerto, dan Wonoboyo misalnya.

           Di ruangan yang kedua kita bisa menyaksikan terdapat relief. Di Museum nasional belum pernah sekalipun terdapat kisah terdapat keris yang bisa terbang sendiri. Di Museum Nasional ini pula terdapat mahkota Raja/Sultan Agung Tirtayasa, terdapat pula keris-keris yang terbuat dari emas, ada juga perhiasan dari zamruj, terdapat pula cupek/badok sebuah penutup kemaluan untuk perempuan, terdapat pula cogan, terdapat pula paidon, dst. Adapun di Museum Nasional ini jika diamati lebih lanjut lebih banyak berisi peninggalan-peninggalan agama Hindu-Budha. Adapun peninggalan islam tetap terdapat di Museum Nasional. Peninggalan yang banyak terdapat pada masa kerajaan yng bercorak Islam.

           Para pendamping yang terdiri dari Ibu Martina Safitry, Latif Kusairi, dan Moh. Mahbub sangat berterima kasih kepada Museum Nasional. Ke depan para Mahasiswa SPI berharap bisa berkunjung langsung ke Museum Nasional, sehingga bisa menggali data-data sejarah untuk kepentingan penulisan Sejarah.