Kartasura – Fakultas Adab dan Bahasa Intitut Agama Islam Negri Surakarta telah menyelengarakan Seminar Kesejarah dengan tema “Menyingkap Sejarah, Sosial dan Budaya Kraton Kartasura” pada hari Rabu, 25 September 2019. Acara yang menghadirkan Bpk. Daradjadi (penulis buku geger pecinan) dan juga KRRar. Budoyo Ningrat (Dwsija  pawiyatan Kraton kasunanan Surakarta) selaku pembicara. Acara ini diadakan di Ruang Theater Gedung Pusat Pengembangan Bahasa lantai 1, acara ini dibuka khususnya untuk semester satu dari jurusan Sejarah Peradaban Islam dan dibuka juga untuk umum. Dan juga dihadiri oleeh wakil dekan, ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam serta dosen-dosen Sejarah Peradaban Islam.

WhatsApp Image 2019 09 25 at 6.15.40 PM

Acara ini dimoderatori oleh Rafi Fatih Tsauri salah satu mahasiswa Sejarah Peradaban Islam dari semester 7, ia sedikit memaparkan terlebih dahulu bagaimana awal mula terjadinya Geger Pecinan dan bagaimana orang-orang Cina masuk ke wilayah jawa? Dan juga sedikit tmembahas mengenai sejarah Kraton Kasunanan Kartasura. Kemudian acara ini berlanjut kepembahasan dan materi yang di awali oleh Bpk Daradjadi dengan membedah bukunya Geger Pecinaan, beliau mengatakan bahwa jebolan pecinan merupakan fenomena besar yang terjadi pada 9 Oktober 1740, pada kejadian tersebut orang-orang Tionghoa melawan Voc.

Dan beliau juga sedikit menjelaskan adanya kritikan dari wiliam mengenai buku Geger pecinan, bahwa sebelum buku Geger Pecinan di tulis, Wiliam mengkritik bahwa kenapa tidak ada catatan dan menghilangkan mengenai peristiwa Thionghoa dan Jawa. Penulisan buku Geger Pecinan terdiri dari berbagai sumber yakni dari sumber babad pecina dan sumber babad lainnya. Sebelum menuliskan mengnai peristiwa geger Pecinan kita harus mengetahui terlebih dahulu latar belakangnya, kenapa timbul Geger Pecinan? Sebab dimana pada tahun 1740  kerajan mengalami kemunduran sehingga terjadi resesi ekonomi, salah satunya yakni pengolahan gula yang dimana pada saat itu pengolahan gula terbesar didunia karena adanya hal tersebut ekonomi mengalami kemerosotan yang fatal, adanya imgran dari Tionghoa yang Ilegal mereka datang ke Jawa untuk mencari pekerjaan sedangkan pada saat itu Pekerjaan sulit dan juga para Imigran Tionghoa di kenakan pajak jika mereka tidak membayar pajak maka akan di usir atau di eksekusi dibawa ke tengah laut dan mereka di tenggelamkan disana, selain adanya dua faktor tersebut adanya korupsi yang merajalela di kalangan pejabat Voc. Karena beberapa faktor di atas Cina melakukan pemberontakan kepada Voc dibawah pimpinan Souw Pan Jiang orang Jawa menyebutnya Sepanjang. Hingga orang-orang Cina terus dikejar hingga Cirebon. Yang mengalami banyak korban sebanyak 10.000 dari penduduk Batavia. Geger Pecinan berakhir ketika adanya penngkapan RM garendi oelh Voc.

Narasumber kedua menyampaikan mengnai kesejarah Kraton Kasunana Surakarta dan juga beberapa Sejarah pemindahan Kraton. Dan juga menjelaskan dari sumber babad hingga beliau memberikan contoh Tembang dengan berirama. Menurut para ahli menjelaskan bahwa Kartasura itu tidak bertuah karena dari mulai berdirinya sampai pada akhir Kraton Kasunanan Surakrta selalu dilanda Konflik. Adanya konflik yang memanas di Kraton oleh sebab beberapa faktor salah satunya karena adanya upaya pemindahan Kraton dan PB membentuk Tim yang disebut Nitik Siti. Beliau memaparkan kesejarahan Kraton dan beberapa penjelasan megenai keadaan dulu, adanya sebab musabab terjadinya konflik di kraton dan juga adanya persengkongkolan dan Korupsi dan dilakukan pejabat.

Pada akhir sesi acara adanya beberapa pertanyaan dari mahasiswa yang menyinggung mengenai kebenaran sungai kabanaran dan juga tidak ditemukannya makan Jaka Tingkir yang bertempat diPajang. Dan dari kedua sumber tersebut memberikan kesan dan pesan terhadap mahasiswa bahwa belajar sejarah untuk menyongsong masa depan dan juga sejarah akan berjalan dengan waktu yang ada maka analisa dengan menulis kembali sejaharnya, dengan pekanya kita kepada kesejarahan maka akan tekun juga kita dalam menuliskan setiap peristiwa.