Turnamen akbar Euro 2012 di Polandia-Ukraina telah usai. Diakui atau tidak, gebyar Euro 2012 telah menguras perhatian dari sebagian besar penduduk bumi. Banyak pencandu sepakbola dari berbagai penduduk dunia rela menghabiskan waktunya untuk melihat si kulit bundar yang dioper dari kaki ke kaki. Bahkan untuk wilayah Indonesia, penduduk yang gila bola harus begadang atau melek di malam hari demi menyaksikan pertandingan dari kesebelasan yang dijagokannya. Jika ditelusuri lebih lanjut muncul kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa turnamen sepakbola piala Eropa ini bagi bangsa Indonesia telah menjadi obat di tengah permasalahan dan ketegangan syaraf yang terjadi di masayarakat Indonesia. Ketegangan masyarakat sebagai akibat elit politik yang terjerat kasus korupsi, ketegangan masyarakat atas pro kontra pemberian kondom gratis dari kementrian kesehatan, ketegangan masyarakat atas ketegangan antara KPK versus DPR, dan masih banyak lagi ketegangan yang terasa tereliminasi dengan gebyar Euro 2012. Yang menjadi kekhawatiran bersama adalah turnamen Euro 2012 ini telah selesai, apakah ketegangan yang sempat reda ini bisa memuncak dan memanas kembali? Di sinilah terasa manfaat yang begitu besar dari turnamen sepakbola. Manfaat ini akan lebih punya makna jika kita semua elemen bangsa mengetahui dan merenungi keteladanan dari sebuah permainan sepakbola.

KATELADANAN SEPAKBOLA

Sepakbola merupakan permainan yang paling populer di jagad raya ini dengan menyimpan banyak keteladanan yang berharga bagi kehidupan manusia. Untuk mengungkap keteladanan sepakbola ini maka perlu ditelusuri filosofi yang terdapat dalam permainan sepakbola. Sepakbola adalah permainan kolektif atapun permainan massal dengan mengusung nafas kebersamaan dan kerumunan. Ini menunjukan bahwa sepakbola merupakan aktifitas yang paling konsisten dalam hal kebersamaan. Kita bisa bayangkan, pemain hebat yang merupakan pemain kunci seperti Fernando Torres, Balotelli, Ronaldo, atau yang lainnya akan sangat tidak berguna tanpa ada pemain lain di posisi gelandang, back, atau bahkan penjaga gawang. Filosofi yang muncul berikutnya adalah olahraga ini sangat mengedepankan team work. Ini berarti kita butuh orang lain sebagai patner dan tidak mungkin bisa melakukan segalanya dengan sendirian. Dengan team work ini berarti merajut suatu kebersamaan dengan saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Di sinilah mengajarkan manusia untuk saling membutuhkan, saling membantu, saling kerjasama dan menjauhkan dari sifat individualisme, primodialisme maupun egoisme.

Selain itu permainan sepakbola mengedepankan pembagian peran dalam semua lini lapangan. Ada yang menjadi back, winger, gelandang, penyerang, penjaga gawang dan lain-lain yang harus menyadari perannya masing-masing. Jika hal ini tidak disadari maka akan timbul ketidakharmonisan dalam pertandingan. Jika semua mempunyai nafsu untuk mencetak gol, siapa yang bertugas dan berperan sebagai penjawa gawang atau libero? Meskipun nanti kebanyakan gol diciptakan oleh peran striker dan striker ini mendapat sanjungan, maka pemain lain yang tidak dalam posisi striker harus menerima dengan ikhlas atas sanjungan yang ditujukan pada striker. Di samping itu, pertandingan sepakbola yang dimainkan hanyalah 11 pemain dengan perannya masing-masing dan yang lainnya adalah pemain cadangan yang perannya akan menjadi pemain pengganti. Hal ini mengajarkan kepada kehidupan manusia bahwa manusia harus menyadari perannya masing-masing dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Friksi, ketegangan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat bisa muncul karena setiap individu tidak sadar dan melupakan pembagian perannya dalam hidup,

Dalam pertandingan sepakbola ini, dipimpin oleh wasit dengan dibantu dua hakim garis lapangan serta diliputi oleh peraturan yang mengikat. Jika melanggar aturan yang telah ditetapkan maka wasit akan bertindak dengan proporsioanal bahkan sampai harus mengeluarkan kartu kuning dan kartu merah jika pelanggaran dirasa terlalu berat. Desain pertandingan sepakbola ini sebenarnya sama dengan kehidupan manusia yang diliputi oleh aturan-aturan tertentu. Jika ada yang melanggar ketentuan ataupun aturan tersebut maka lembaga pengadilan akan berbicara.

Keteladan lain yang dapat diidentifikasi dari permainan sepakbola adalah bahwa pertandingan ini dibatasi oleh waktu yakni 2×45 menit dan kadang ditambahi waktu perpanjangan. Dalam rentang waktu itu, semua pemain harus menggunakan waktu seoptimalnya untuk bisa berapresiasi yang dapat memenangkan pertandingan. Jika waktu habis, wasit di lapangan akan meniup peluit tanda pertandingan usai. Hal ini menunjukkan bagi manusia bahwa hidupnya pun akan berakhir di limit waktu dan hendaklah manusia bisa menggunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk beraktivitas dan berkarya yang dapat memenangkan dan menjunjung harkat/jati dirinya menjadi insan shalih yang tidak kalah oleh hawa nafsunya.

SOLUSI UNTUK PROBLEM BANGSA

Ada yang mengatakan bahwa pertandingan sepakbola adalah suatu olahraga yang ‘kurang kerjaan’ atau bahkan ‘bodoh’.  Mengapa satu bola harus dikejar dan saling direbut oleh 22 orang untuk dimasukkan ke gawang yang saling bersebrangan. Apakah hal ini tidak buang-buang waktu dan tenaga dan merupakan tindakan bodoh?. Dari pada satu bola direbutkan, mendingan 22 orang yang ada di lapangan dikasih bola satu persatu dan secara bergantian memasukkan ke gawang tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Anggapan ini tidaklah salah tapi ini jauh dari hakekat dan filosofi dari permainan sepakbola. Justru dengan satu bola yang diperebutkan ini sepakbola menjadi tontonan yang menarik di sepanjang masa dan permainan menjadi ‘hidup’. Ada yang mendrible bola dan ada yang menghadang bola dan seterusnya. Dengan satu bola mengharuskan 22 orang harus semangat dan kreatif untuk menguasai bola tanpa merugikan orang lain. Filosofi dari permainan sepakbola akan menjadi keteladanan yang bisa mengeliminir permasalahan-permasalahan bangsa.

Jujur saja kita katakan kondisi bangsa sampai saat ini masih memprihatinkan. Berbagai krisis seperti krisis ekonomi, krisis politik, krisis sosial, krisis keamanan, krisis moral masih nampak terjadi dalam roda kehidupan bangsa. Berbagai krisis ini jika diamati secara komprehensif maka salah satu alasan terjadinya berbagai krisis ini adalah karena tingginya rasa individualisme, rasa ingin menang sendiri, dan kentalnya pengaruh hawa nafsu serakah dengan mengambil hak orang lain atapun mendzalimi orang lain. Kondisi ini jauh dari filosofi dan keteladan yang bisa diambil dari permainan sepakbola yang mengedepankan semangat kebersamaan, saling kerjasama, saling membantu, dan tidak merugikan orang lain. Jika semua elemen bangsa sadar dan mau mengaplikasikan filosofi yang ada dalam permainan sepakbola ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka problem-problem yang melanda bangsa ini bisa dieliminir atau dihilangkan sampai keakar-akarnya.

by : Fauzi Muharom